MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Toke Melayu
EkonomiJurnalisme WargaKolomKulinerSastraSeni

Toke Melayu

MABMKalbar
Last updated: December 31, 2018 8:00 am
MABMKalbar
Share
SHARE

December 31, 2018
Ekonomi, Kolom
1 Comment
1,787 Views

Artikel Terkait



Sotong Pangkong Melayu



Menjemput Rezeki di Taman Alun-alun Kapuas



Berbagi Kiat Sukses di Rakernas HIPMI

Saya berjumpa dengan seorang teman lama. Lama tidak ada kabar tak dinyana saya diundang menghadiri  selamatan rumah baru. Rumah baru hasil kerja keras. Saya dan Yusriadi sebagai sahabat menghadiri undangan makan malam gratis malam itu. Nama sahabat kami itu adalah Hadi Kifli. “Paginya bepapas rumah,” cerita Hadi Kifli. Kami datang ke rumah baru langsung dipersilakan makan.

Lelaki asal Sambas ini terbilang sukses. Dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun dia berhasil membangun kerajaan untuk istri dan anak-anaknya.

Saya mengenalnya 10 tahun lalu sebagai rekan yang sama-sama bergelut dengan dunia kepenelitian. Awalnya, dia tidak ada apa-apa. Dengan modal nekat, ia membeli sekapling tanah di kawasan Kota Baru pada tahun 2002. Membangun rumah kecil-kecilan sembari membuka warung ala kadarnya. Ia bukan satu-satunya pewarung di kampung itu. Ia harus bersaing dengan beberapa pewarung yang sudah terlebih dahulu eksis. Walaupun, hanya buka warung kecil-kecilan, Hadi Kifli mampu mengambil hati pembeli sekitar tempat tinggalnya. Warung boleh kecil tetapi Hadi Kifli mampu mengembangkan bisnisnya. Dalam satu tahun awal sebagai pewarung, Hadi Kifli berkembang dengan pesat. Prinsipnya waktu itu, biar kecil yang penting segala yang dicari orang kampung serbaada. “Untung tak perlu besak, tapi perputaran cepat,” cerita Hadi Kifli.

Prinsip ini mengantarkan Hadi Kifli berhasil memperluas rumah kecilnya menjadi warung yang lumayan besar. Usaha warung rumahan ini memasok keperluan sehari-hari warga, seperti beras, gula, minyak, sayur-mayur, lauk-pauk, sabun, jajanan, dan keperluan rumah tangga lainnya. Pembeli tambah ramai, sekarang Hadi Kifli memiliki pelangan tetap yang militan. Saya menggelarnya toke Melayu. Buah kesuksesan itu semakin tampak tatkala ia membangun kembali rumah warungnya menjadi rumah permanen bertingkat. Kesuksesannya bisa diukur dengan metamorfosis mobil yang dimilikinya. Ia sudah berganti mobil empat kali dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun.

Kisah Hadi Kifli ini patut menjadi inspirasi. Hadi Kifli tidak berpendidikan tinggi. Ia benar-benar mengandalkan kerja keras dan keramahtamahan. “Pembeli itu raje,” kata Hadi Kifli dengan logat Sambasnya. Dengan memperlakukan pembeli sebagai raja, ia membangun citra warungnya. Pembeli pun menjadi senang. Apabila modal sudah balik dan untung sedikit sudah didapat Hadi Kifli kerap melego barang dagangannya dengan harga agak miring dan melebihkan timbangan kepada pelanggan setia warungnya, terutama sayur-mayur dan ikan-ikanan segar. Hadi Kifli benar-benar menjadi toke Melayu sejati dalam melayani pelanggan.

Saya teringat dengan petuah orang tua dahulu, kalau mau kaya dan berhasil jadilah pedagang yang baik dan jujur.  Pintu rejeki bagi orang Melayu itu kalau mengikuti ajaran Nabi Muhammad sesungguhnya 99% melalui jalur perdagangan. Selama berjualan dengan jujur, adil, dan tidak curang pasti keberkahan dan kekayaan akan diperoleh. Zaman sekarang tidak jarang kita jumpai pedagang yang memanfaatkan situasi dengan menaikan harga secara berlebihan dan mengurangi takaran demi keuntungan. Mungkin ia bisa kaya dengan cara begitu tetapi di akhirat ia bisa sangat merugi karena perkara demikian sangat dilaknat oleh Allah, “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” (Al-Muthaffifin 1—3).

(Dedy Ari Asfar, peneliti Melayu)

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Perjalanan Menuju Negeri Intan

31 Min Read

H-1 FSBM X, Beberapa kontingen Telah Isi Penginapan Masing-Masing

3 Min Read

Apa pun Suku Kita, Kita Harus Bangga

16 Min Read

Seminar Tradisi dan Sejarah Melayu di Kubu Raya

4 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?