MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Jepin Melayu, Jepin Kipas dan Jepin Bui
Jurnalisme WargaKulinerMediaSastraSeni

Jepin Melayu, Jepin Kipas dan Jepin Bui

MABMKalbar
Last updated: December 24, 2018 7:54 am
MABMKalbar
Share
SHARE

December 24, 2018
Media, Seni
Tinggalkan Komentar
945 Views

Artikel Terkait



Tarian Tanda’ Sambas Wajib Dilestarikan Oleh Pemuda



Kopi Darat, Bincang-Bincang Menulis Fiksi



Festival Seni Budaya Melayu Kalimantan Barat IX Tahun 2013


Jepin atau Zapin, seni tari dan lagu, bisa menjadi contoh bagaimana proses adaptasi dan akulturasi antara Islam dan budaya lokal tumbuh secara unik. Awalnya, seni ini menjadi alat dakwah para saudagar dari Hadramaut, Yaman, yang menyebarkan Islam di Nusantara pada abad ke-13 Masehi. Sarana syiar agama itu lantas berkembang sebagai kreasi seni penuh variasi.

Salah satu kantong Jepin ada di kawasan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sekitar empat jam dari Pontianak. ”Di Tebas-lah catatan sejarah menyatakan awal mulanya tari Jepin dipentaskan tahun 1928,” kata Juhermi Tahir, seniman tari Melayu.

Sebagaimana di daerah lain, tarian Jepin di kota ini juga bertumpu pada gerak kaki. Diawali dan ditutup salam pembuka, seluruh pentas menampilkan gerak kaki yang diulang-ulang. Dua kaki penari melangkah maju-mundur, ke samping kanan-kiri, kadang juga memutar.

Tarian ini diiringi alat musik gambus, perkusi, dan marwas. Lagu yang didendangkan dalam musik pengiring berupa pantun yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Lirik itu diselipi nilai-nilai ajaran Islam.

Ini adalah corak Jepin asli atau tradisi. Seni ini kemudian meluas lewat Sungai Kapuas dan Sungai Kubu dan ”dihanyutkan” hingga ke desa-desa pedalaman. Penyebaran ini membuka kemungkinan pengembangan variasi Jepin yang berbeda dari corak tradisi.

Meski berangkat dari pakem yang sama, yaitu diawali salam pembuka dan diakhiri salam penutup, tarian di tengahnya terus berkembang. Dulu, gerakan kaki seolah melekat di lantai, tak boleh terlalu mengangkang, dan tangan tak boleh terlalu tinggi. Kini, gerakannya lebih bebas.

Di Kalimantan Barat, ada beberapa jenis varian Jepin. Beberapa di antaranya Jepin Melayu, Jepin Arab, dan Jepin Lembut. Nama-nama tari hasil kreasi baru itu menggambarkan penekanan pada tariannya. Jepin Melayu lebih kental dengan corak Melayu. Jepin Arab mengacu kepada tari Arab. Jepin Lembut dibawakan dengan lebih lembut.

Belakangan, Jepin juga dikembangkan sebagai tari dengan alat. Rusmindari Triwati, peneliti budaya Majelis Adat Budaya Melayu, mengatakan, saat ini ada tari Jepin Kipas, yang memanfaatkan kipas sebagai properti tari. Lantas, ada tari Jepin Bui lantaran salah satu penarinya diikat menggunakan tali.

”Tari Jepin tradisi biasanya dimainkan dalam prosesi menjelang hari pernikahan. Pernikahan gaya Melayu biasanya juga memainkan Jepin tradisi ini,” kata Rusmindari.

Berawal dari sarana dakwah, kini tari Jepin telah berkembang menjadi seni tradisi khas Melayu di Kalimantan Barat. (KOMPAS)

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Pontianak Helat Festival Seni Budaya Melayu

4 Min Read

Kepercayaan Masyarakat Sambas Terhadap Kue Pasung

6 Min Read

Asosiasi Nasyid Nusantara Sukses Menggelar Festival Nasyid

5 Min Read

Malaysia Bawa 100 orang Peserta Pawai Budaya

4 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?