MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Hilangnya Generasi Penenun Pontianak
BerandaBudayaheadlineJurnalisme WargaKulinerSastraSeni

Hilangnya Generasi Penenun Pontianak

MABMKalbar
Last updated: January 1, 2021 12:00 am
MABMKalbar
Share
SHARE

August 19, 2014
Beranda, Budaya, headline
Tinggalkan Komentar
890 Views

Artikel Terkait



Asal Mula Nama Teluk Keramat



Museum Kalimantan Barat; Semakin Melekat di Hati



Upacara Setelah Melahirkan, Tradisi Keraton Mempawah

oleh Gusti Eka Firmanda

MABMonline.org–Hujan mulai turun membasahi sekujur tubuh, tetapi tidak menghentikan langkah kami siang itu, Senin (2/12) pukul 14.00. Saya bersama dua rekan lain, pergi ke sebuah rumah milik Anas pengusaha tenun asal Sambas di jalan Apel, Gang Mempelam, Pontianak. Bel kami bunyikan, tidak menunggu lama pria paruh baya keluar. Ia menyambut kami dan mempersilakan kami untuk masuk kerumahnya yang sederhana itu.

Anas merupakan pengusaha tenun yang masih tersisa kini. Ia menggeluti usaha tenun ini sejak ia menjadi guru di sekolah Kampung Semberang, Kabupaten Sambas dan kini pria yang sudah berumur 70 tahun ini masih giat mengumpulkan hasil tenun para pengrajin tenun di Kab. Sambas untuk di jual kembali.

Anas mengatakan usaha tenun di Pontianak sudah tenggelam. “Kalau penenun Pontianak itu mereka pakai benang emas yang silver putih jadi sulit sekali membuatnya. Pernah saya lihat tahun 1963/1965 masih ada yang nenun di Lembah Murai menggunakan benang emas silver, di Kampung Kapur juga ada itu terakhir saya lihat,” kata Anas sambil tersenyum.

Anas juga mengatakan keberadaan penenun di Pontianak sudah jarang sekali terdengar. kemungkinan lesunya usaha tenun di Pontianak ini dikarenakan kesalahan dari masyarakat yang tidak mau melestarikan unsur budaya ini.

Berbeda dengan di Kabupaten Sambas yang kental dengan budaya Melayu, di sana menurut Anas para penenun masih melestarikan kebudayaan ini dan dijadikan industri rumahan. “Di Sambas tenun masih dilestarikan. Jadi, masih banyak terdapat para penenun di sana,” cerita Anas.

Anas juga menambahkan di Sambas generasi penenun sudah diajarkan sejak masih kecil, sekarang penenun di Sambas ada yang masih sekolah di bangku SMP bahkan ada yang masih berada di bangku sekolah dasar.

Sambil Anas bercerita sesekali ia gelisah. Pria yang sudah berambut putih ini beranjak dari tempat duduknya dan pergi masuk ke kamarnya. Tidak berselang lama ia keluar dengan membawa beberapa helai kain tenun dengan motif khas sambas. Satu persatu ia keluarkan sambil menunjukan nama dari motif kain tenun tersebut dan makna dari motif tersebut.

Anas menambahkan motif tenun khas Pontianak yang masih bertahan ialah motif corak insang yang kini banyak beredar di pasaran.

Kurangnya motif yang dihasilkan menjadi tanda lesunya usaha tenun di Pontianak dan sebelumnya pemerintah di Pontianak sudah berupaya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan demi menghidupkan kembali generasi tenun di Pontianak, tetapi nihil. Hasilnya, sampai hari ini usaha tenun menjadi usaha yang langka di temui di Kota Pontianak.

 

 

 

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Hj Nur’aini Adeni; Anak Muda Jangan Malu dan Takut Berpantun

3 Min Read

Replika Istana Wajah Baru Museum Kalbar

4 Min Read

8 Peserta Siap Tuturkan Cerita Daerahnya

5 Min Read

Agenda FSBM Sambas

2 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?