MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Kerlip Keriang Bandong di Bulan Ramadhan
Jurnalisme WargaKulinerSastraSeniTradisi

Kerlip Keriang Bandong di Bulan Ramadhan

MABMKalbar
Last updated: May 29, 2019 4:27 am
MABMKalbar
Share
SHARE

May 29, 2019
Jurnalisme Warga, Tradisi
Tinggalkan Komentar
797 Views

Artikel Terkait


kerupuk basah

Kerupuk Basah, Penganan Andalan Kapuas Hulu


bubur pedas

Bubur Pedas, Rajanya Bubur di Kalimantan Barat



Asal Mula Nama Teluk Keramat

Oleh Lia Nalita

Keriang BandongPontianak — Malam terasa kian syahdu ketika saya mengayunkan langkah kaki menuju beranda rumah. Mata saya langsung tertuju ke deretan cahaya lampu teplok yang dipasang di depan rumah. Hmm…benar saja cahaya itu dapat menambah kenikmatan setelah seharian penuh menahan lapar dan haus. Wajah kampungku pun seketika berubah menjadi aliran cahaya yang indah sekali.

Keriang Bandong atau tanglong ialah tradisi rakyat yang berupa penyalaan sejenis obor dari bambu kecil yang diberi sumbu dan diletakkan di halaman rumah-rumah pada malam hari sepanjang bulan Ramadhan. Memasang keriang bandong atau tanglong sudah menjadi tradisi yang sering dilakukan masyarakat Pontianak pada malam-malam menjelang 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Menurut tetua di Kampung Banjar yang biasa disapa To’ Amed, tradisi keriang bandong atau tanglong ini sudah lama dijalankan dan mengikuti kebiasaan nenek moyang terdahulu. Pada zaman dahulu keriang bandong atau tanglong berfungsi sebagai penerang jalan dan sebagai perayaan suasana Ramadhan, penerangan ini membuat para warga khususnya para anak-anak tidak merasa takut ketika berangkat serta pulang dari menunaikan shalat tarawih.

Memang sangat sulit sebenarnya untuk menelusuri darimana asal tradisi ini, lagi pula tidak ditemukan juga literatur yang mengupas tuntas tentang tradisi ini. Kemudian berbagai penelusuran pun telah dilakukan untuk mendapatkan sejumlah informasi mengenai hal ini. Menurut keyakinan masyarakat melayu Pontianak, keriang bandong atau tanglong ini selain digunakan untuk penerangan juga diyakini sebagai bentuk penyambutan datangnya malaikat yang turun ke bumi untuk memberikan berkah. Agar malaikat mau mendatangi kita maka masyarakat meyakini bahwa kediaman kita haruslah bersih juga terang benderang yang kemudian diwakilkan oleh cahaya tanglong tersebut.

Selain dipasang di halaman rumah, tanglong atau keriang bandong biasanya diarak oleh anak-anak sambil melantunkan nynyian-nyanyian islami sembari membangunkan warga untuk melaksanakan sahur pada subuh hari. Tanglong atau keriang bandong ini memiliki beragam bentuk dari yang berupa obor dari bambu hingga yang paling disenangi anak-anak sekarang berupa aneka bentuk yang terbuat dari kertas minyak. Namun seiring perubahan zaman tradisi menghidupkan cahaya keriang bandong ini sedikit demi sedikit menghilang. Sekarang masyarakat lebih banyak memilih cara yang lebih instan dan lebih mengedepankan kemodernan. Kini yang lebih sering ditemukan hanya rangkaian lampu-lampu kerlap kerlip yang banyak dijual di toko-toko.

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Sampan Karam, Tim Kesehatan Sigap Beri Pertolongan

4 Min Read

Membaur dengan Kue Keranjang

4 Min Read

Muhammad Basiuni Imran

19 Min Read

‘Gerakan Sejuta Relawan’ Awasi Pelaksanaan Pemilu

6 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?