
MABMonline.org, Putussibau–Pembukaan Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) X akan digelar malam ini pukul 19.00 , Kamis (18/12). Pembukaan akan diisi dengan beragam hiburan kebudayaan dari masyarakat Melayu Kapuas Hulu. Ketua Umum MABMKB, Chairil Effendy juga akan menyampaikan sambutannya dalam malam pembukaan FSBM X beberapa jam ke depan. Berikut ini sambutan Ketua Umum MABMKB yang akan disampaikan malam ini.
“Bissmillahir rahmanir rahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin
Wasshalatu wasshalamu ala asrafil anbiya iwal mursalin
Wa ala alihi washahbihi azmain
Rabbi sahrli sadri
Wayarssirli amri
Wahlul uqdatan millasani
Yafqahu qauli
Amma bakdu
Yth. Bapak Gubernur Kalimantan Barat
Yth. Bapak/Ibu Forkompinda Prov. Kalbar
Yth. Bapak/Ibu anggota DPR RI dan DPD RI utusan Prov. Kalbar
Yth. Bapak Bupati Kapuas Hulu, yang juga adalah Ketua MABM KH, beserta Ibu
Yth. Bapak Wakil Bupati Kapuas Hulu beserta Ibu
Yth. Bapak Ketua DPRD beserta seluruh anggota DPRD Kapuas Hulu
Yth. Bapak/Ibu Forkompinda Kapuas Hulu (Bpk Kapolres, Bpk Kajari)
Yth. Ayahanda para Raja, Sultan, Panembahan se-Kalimantan Barat
Yth. Bapak Bupati Kab. Kayong Utara, yang juga adalah Ketua MABM KKU, beserta Ibu
Yth. Bapak Bupati Kab. Mempawah, yang juga adalah Ketua MABM Mempawah, beserta Ibu
Yth. Bapak Walikota Pontianak beserta Ibu
Yth. Bapak Walikota Singkawang beserta Ibu
Yth. Bapak Bupati ………………….
Yth. Bapak Bupati Kab. Melawi
Yth. Bapak Bupati Kab. Sintang
Yth. Seluruh Ketua dan Pengurus MABMKB Kabupaten/Kota se-Kalbar
Yth. Para tokoh agama, tokoh Adat Melayu, Dayak, Cina, Jawa, Batak, dll.
Yth. Para tokoh organisasi pemuda
Yth. Seluruh Kontingen MABM Peserta Festival Seni Budaya Melayu X
Yth. Kawan-kawan media cetak, panitia pelaksana, dan seluruh masyarakat Kapuas Hulu
Kita banyak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta Ala karena berkat taufik, hidayah, rahmat, dan berkah-Nya, kita dapat hadir di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat, tiada kurang suatu apa.
Selawat dan salam insya Allah selalu tercurah kepada junjungan kita, ikutan kita, nabi akhir zaman, Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari zaman yang gelap ke zaman yang terang benderang.
Hadirin yang mulia,
Festival Seni Budaya Melayu X yang sebentar lagi akan diresmikan adalah festival yang istimewa. Istimewa karena festival ini diadakan di jantung Pulau Kalimantan atau yang biasa disebut dengan Heart of Borneo. Dari wilayah inilah Sungai Kapuas yang ribuan kilometer panjangnya itu, dan membelah sejumlah kota di Kalimantan Barat, serta menjadi salah satu sungai terpanjang di dunia, bermula. Di wilayah inilah terdapat danau besar, luas, dan cantik, yakni Danau Sentarum. Wilayah ‘hutan hujan’ atau rain forest-nya sangat eksotis, kaya akan flora dan fauna, kaya akan plasma nutfah, ialah Betung Kerihun. Ia merupakan paru-paru dunia bersama dengan ‘hutan hujan’ di Brazil. Bila wilayah ini rusak, maka ekosistem dunia menghadapi malapetaka. Maka, sungguh mulia tekad Bupati serta seluruh masyarakat daerah ini untuk menjadikan wilayahnya sebagai Kabupaten Konservasi.Tekad mulia itu harus kita dukung bersama karena menyangkut kelangsungan hidup ummat manusia. Nenek moyang kita bilang:
Kalau tidak ada laut, hampalah perut
Kalau tidak ada hutan, binasalah badan
Kalau binasa hutan yang lebat
Rusak lembaga hilanglah adat
Demikianlah adat sebagai kebiasaan yang turun-temurun perlu ditata dan dikembangkan. Sebab, adat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sebagaimana manusia, adat juga selalu berubah. Adat berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Dalam perubahan zaman yang sangat cepat seperti sekarang ini, kita harus hati-hati menjaga dan mengembangkan adat. Dengan kata lain, adat harus kita tata, adat harus kita pakai dalam kehidupan sehari-hari, adat harus kita jadikan alarm yang selalu mengingatkan kita sehingga kehidupan kebudayaan kita harmonis. Ada adat hidup berumah tangga. Ada adat hidup bertetangga. Ada adat hidup bernegara. Ada adat membuka ladang. Ada adat berjual-beli di pasar. Ada adat memelihara hutan, sungai, laut, dan sebagainya. Jika adat ditata dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari, maka kehidupan kebudayaan kita akan terbina dengan baik. Terbinanya budaya yang baik menjadi persemaian sekaligus perlindungan bagi kehidupan yang nyaman, kehidupan yang membawa kebahagiaan. Anak mati ada kuburannya, adat hilang hendak icari di mana? Mengingat pentingnya adat itulah, maka tema Festival Seni Budaya Melayu X ini berbunyi “Adat Ditata, Budaya Dibina.”
Anak kampung dendangkan kana
Anak kota berinternet ria
Jika hidup hendak bahagia
Adat ditata budaya dibina
Kota Malaka kota sejarah
Di sana ada kubur Hang Tuah
Festival digelar bersusah-susah
Menjaga marwah menjemput tuah
Ke Pulau Melayu menjala ikan
Campakkan jala kayuhkan sampan
Festival Seni Budaya kita sukseskan
Marwah Melayu kita dapatkan
Pergi ke hutan menebang kayu
Kayu ditebang si kayu tanjung
Kalau kita mengaku Melayu
Adat dijunjung budaya disanjung
Hadirin yang mulia,
Festival demi festival telah kita laksanakan. Apatah gerangan pentingnya festival. Bukankah festival hanya membuat kita susah? Bukankah festival menghabiskan biaya yang banyak? Bukankah festival tidak menghasilkan sesuatu yang kongkret?
Seni dan budaya adalah bagian penting dari hidup manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia punya akal budi dan perasaan. Akal budi dan perasaan perlu diekspresikan. Ekspresi akal budi dan perasaan itu membentuk identitas mereka. Sejak zaman prasejarah, manusia telah mengirim pesan akan akal budi dan perasaan mereka.
Masyarakat Kalimantan Barat adalah masyarakat yang majemuk. Ada banyak bahasa dan berbagai bentuk kebudayaan, termasuk seni, di sini. Keindahan seni dan budaya ini akan menjadi modal sangat besar bagi pembangunan dan perkembangan masyarakat di pulau terbesar kelima di dunia ini. Melaksanakan festival dengan bersusah-payah dan mengeluarkan dana yang besar, tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan hasil yang insya Allah dicapai. Hasil yang dicapai adalah terbentuknya kehidupan seni dan kebudayaan secara sehat, dinamis, dan saling berhubungan secara harmonis, sehingga menjadi satu mozaik yang indah luar biasa. Pembangunan tidak semata-mata memerlukan modal fisikal dan finasial, melainkan juga modal sosial berupa kehidupan kebudayaan yang harmonis. Kehidupan kebudayaan yang harmonis akan memberikan masyarakat kebijakan tentang masa depan dan bangga akan identitas mereka.
Apa tanda pinang berbuah
Banyak burung menyeri mayangnya
Apa tanda Melayu bertuah
Bijak berhitung hari depannya
Apa tanda kayu berembang
Buahnya banyak dimakan ikan
Apa tanda Melayu terbilang
Hidup menyimak masa berjalan
Apalah tanda kayu yang gatal
Terasa miang kena getahnya
Apalah tanda Melayu bebal
Seni budayanya dia tak bangga
Hadirin yang mulia,
Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak. Kepada Bapak Gubernur yang telah membantu sebagian pendanaan kegiatan ini melalui APBD Prov. Kalbar 2014, kepada Bapak/Ibu Bupati Walikota se-Kalbar yang membantu pendanaan MABM Kab/Kota untuk datang dan mengikuti kegiatan di sini, kepada Bank Kalbar, PT Alas Kusuma, PT Holcim, PT Garuda Indonesia, para donatur dan dermawan, kepada media massa—cetak maupun elektronik, kepada seluruh elemen masyarakat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang sudah diberikan. Kepada Bupati Kapuas Hulu, yang juga adalah ketua MABM, serta seluruh panitia, saya sampaikan tiga untai pantun:
Ikan semah di Ulu Kapuas
Enak rasanya mahal harganya
Kami semua merasa puas
Sambutan panitia luar biasa
Danau Sentarum airnya bersih
Tempat hidup ikan arowana
Kami semua berterima kasih
Kepada Bupati dan masyarakatnya
Ikan laut ikan sembilang
Ikan danau si ikan lais
Seni cemerlang budaya gemilang
Dikagumi dunia tak habis-habis
Terima kasih. Kepada Allah Subhanahu wa ta Ala dan rasulnya saya mohon ampun dan maaf.
Billahit taufik wal hidayah
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Putussibau, 18 Desember 2014
Ketua Umum MABMKB,
Prof. Dr. Chairil Effendy, M.S.”